Sabtu, 05 Januari 2008

Sahabat dlm perpisahan

Ketika sebuah perpisahan terjadi, siapakah yang lebih merasa sedih, yang ditinggalkan atau kah yang pergi meninggalkan? Ah, masih perlukah kesedihan? Bukankah memang tak ada satu pun yang abadi?

Ketika seseorang pergi untuk mengejar mimpi, masih perlukah air mata? Bukankah kepergian itu untuk kebahagiaan? :(

Ah... bagaimana pun air mata kadang mampu menyihir detik-detik perpisahan: menghapus debu kesal yang ada selama perjalanan bersama, menyegarkan daun kenangan, meneteskan embun doa dan asa untuk bahagia tuk menyemangati dan merajut kenangan selanjutnya.

Three Muscketers ( Ulfi, Me and Mei )

tp kenapa kehilangan jadi menyakitkan, ya? toh sebelumnya kita juga bisa hidup tanpa itu. Mungkin karena sesuatu yang hilang itu sudah terlanjur memiliki ruang, dan kini kosong :((

Persahabatan tidak memerlukan basa-basi
Wajah dipoles atau rayuan hati
Persahabatan tidak berlebihan memberi pujian
Persahabatan tidak memakai senyum dipermukaan
Persahabatan mengikuti proses alami
Menjauhi ajakan dan bujukan seni
Dengan berani memisahkan kebenaran dari dusta
Berbicara bahasa dari dalam hati saja
Persahabatan tidak mengutamakan persyaratan
Menolak semboyan picik dan sempit pandangan
Dengan kasih sayang memenuhi maksud dan tujuan
Dalam kata ataupun dalam perbuatan
Persahabatan menyemangati yang lesu dan lelah
Mengubah si penakut menjadi gagah
Memperingatkan yang bersalah
Menerangkan yang suram
Persahabatan murni tidak mementingkan diri
Sepanjang kehidupan kita yang diberi
Menguatkan, meluaskan, memanjangkan, memelihara
Hubungan antar manusia dengan manusia
dari Sini